18.18

Dia Yang Mengurung Api Dalam Kepalanya


Bukan pagi yang tak berharap mentari ada, tapi dia yang tak ingin panas datang.
Hampir beberapa abad terlewati, banyak rahasia yang terkuak dibalik topeng
Keanggunan hanya jadi sajak palsu, tuk tuai kerusuhan
Dia bilang aku tak mengerti, aku jawab dia yang tak peka
Dia bilang aku tak pahan, aku sadar aku bodoh

Sekam menggunung, menunggu api, terkurung dalam kepala
Jangan bilang tinggal menunggu waktu, karna aku tak punya banyak waktu
Tak ada yang berharap semua terbakar, sia-sia perjalanan
Seteguk menelan kebencian, jutaan gelombang api datang
Tahan, hidup bukan hanya untuk ini
Meski asap tak henti-henti datang, seolah menanti dalam harap semua berakhir


Jangan pikir tembok tinggi tak bisa terpanjant, hanya saja saja tak ada yang mau

Ku nyanyikan saja tembang lama tuk hibur hati sambil menanti angin tenggara
Abai luka dan kesal agar nyenyak tidur terasa, pagi cerah pasti menanti
bersama Biru laut dan hijau daun
Aku tak rela kacau menghampiri, meski sekarang tlah datang, tak sanggup ku usir