23.03

Sajak Untuk Nanggroe….

Jika ada sajak yang lebih dahsyat dari pada petir
Kami ingin menyerap seluruh daya listrik yang dimilikinya
Ingin kami gencarkan arusnya diseluluh jagat ini
Agar mereka tahu, sedahsyat itu jiwa kami ingin berontak
Pada cicit kedidi yang tlah lupa akan sayap yang menerbanginya hingga sampai dilubung padi
Pada pinang-pinang kuning yang tak lagi menghargai batang yang pernah bersusah payah merangkak mengalirkan hara
Pada seulanga yang lupa kelopak pelindung masa rapuhnya
Pada mereka yang tak lagi menganggap ada cinta dalam aksara kami, bukan sekedar mencerca tanpa arah

Kamilah para penyair
Tak ada susunan aksara menyerah dalam deret yang kami rangkai
Tak pernah sekalipun kami berkenalan dengan lelah, meski beribu gunung ranjau tlah kami lalui demi sebongkah batu asah
Agar pena kami tetap runcing, tajam

Kamilah para penyair
Yang senja kami selalu gerah kala putih kau nodai

Kamilah para penyair
Meski malam rangkang, bantal, selimut kami kau incar, kami tak gentar

Kami akan terus berputar hingga poros kami sampai kekerak bumi
Kami tetap menjerit dalam lengkingan yang meluruhkan juntai permata dilangit
Agar mereka tahudikerak bumi ini ada kejujuran, kearifan, kebijaksanaan, keadilan, kesetiaan, pengorbanan yang tertimbun , lalu berharap seluruh permata langit tertelan ketika luruh
Kemudian masuk, mendekam dalam perut, yang perlahan akan mengkristal, dan akhirnya kedamaian terperangkap dijiwa kita semua
Inilah maksud kami yang terangkul dalam sajak untuk nanggroe….

Tanoeh Riencong, 9 Februari 2011

0 komentar: